Sunday, January 15, 2012

Sebuah surat


Kpd. Yth Ibu Sri Mulyani
Menteri Keuangan
Di Tempat.
Dengan hormat,
Selamat siang Ibu, apa kabar? Mungkin Ibu tidak kenal sama saya, karena saya tidak kenal sama Ibu. Mungkin Ibu kenal sama Joko, pedagang teh botol di depan Departemen Keuangan, nah itu sahabat karib saya.. kita dulu sering maen layangan bareng, sampai akhirnya dia mati ditabrak tukang es krim Walls. Baik sekali si Joko itu, gampang dihutangin. Mungkin Ibu juga kehilangan Joko, saya dengar dia termasuk tukang teh botol yang baik hati. Maaf, saya jadi ngelantur, ini pertama kali saya menulis surat kepada seorang Menteri. Kecuali Menteri sunat waktu SD dulu, eh tunggu.. itu mantri, deng.
Maksud saya menulis surat ini adalah berbagi hasil analisa saya terhadap naiknya harga tahu dan tempe. Naiknya harga tersebut, bukanlah karena kurangnya produksi kedelai lokal, seperti yang diberitakan di koran-koran. Ya, bukan. Ibu kaget kan? Saya juga. Mama saya kaget. Adek saya kaget. Pembantu saya juga kaget, tapi kalo dia kaget ngeliat tiba-tiba Deni Cagur & Mama Heni tereliminasi di Supermama. Oh, Ibu juga kaget? Tidak udah khawatir, Bu, masih ada Kiki Farel & Mama Dahlia. Maaf, kalo ngomongin Supermama saya jadi susah fokus.

Langsung saja saya beritahukan kepada Ibu,
penyebab naiknya harga tahu dan tempe adalah: Kangen Band.
Ya, mungkin Ibu terkaget-kaget. Mungkin Ibu menganga tidak percaya. Mungkin Ibu suka poco-poco, saya juga suka. Memang, saya juga kaget ketika saya mengetahui fakta ini. Apa hubungan Kangen Band dengan harga tahu/tempe? Karena eh karena, pedagang tahu/tempe dan tempe terinspirasi oleh sukses Kangen Band yang berangkat dari tukang cendol. Mereka pun beramai-ramai main band, berharap juga jadi terkenal. Mereka pun berhenti jualan tahu/tempe.
Hal ini sangat berimbas terhadap perekonomian kita: supply tahu/tempe di pasaran jadi berkurang karena gak ada yang jualan, karena supply berkurang, harga menjadi naik (sesuai dengan hukum ekonomi).


Kurva supply sebelum ada Kangen Band (S) bergeser menjadi Si. Sedangkan, kurva demand (D) tetap. Imbasnya: kuantitas turun, harga naik. Bisa kita lihat, ternyata kehadiran Kangen Band secara otomatis berpengaruh besar terhadap kenaikan harga tahu/tempe. Serem sekali, bukan?
Harap Ibu ketahui, saya penggemar berat Kangen Band. Saya tidak ada maksud untuk memojokkan Kangen Band. Untuk membuktikan cinta saya, saya membuat Band bernama Chong, dengan harapan ketika main bareng kami bisa berentet disebut menjadi Kangen Band Chong. Ibu juga suka Kangen Band? Oh tidak makasih? Gak papa kok, Bu. Peace.
Sekian surat saya, semoga menjadi bahan pertimbangan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan datang. Sekadar informasi, saya ini orang yang pintar. Bukan pintar ekonomi-matematika, tapi benar-benar orang pintar: bisa ngeliat hantu, masukin jin ke dalam botol, gitu-gitu deh. Solusi saya untuk krisis harga tahu/tempe ini cukup simpel: kimpoikan saya dengan Sandra Dewi. Saya tidak tahu apakah harga akan turun, yang jelas saya akan sangat bahagia.

Oh ya, sekalian… ibu tertarik ikut MLM?
Saya kebetulan punya produk bagus. Terimakasih.

semoga ngga ada yang terhibur ya

PARFUM ORI MURAH PARFUM ORI MURAH PARFUM ORI MURAH PARFUM ORI MURAH click here...
 

CERITA NGAKAK. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com